Search results
Results From The WOW.Com Content Network
"Perajurit Tanah Air" ("Soldiers of the Motherland"), also known by its incipit "Inilah Barisan Kita" ("Here We Are Standing United"), is a Malaysian patriotic song composed by Indonesian musician Saiful Bahri, who composed various state songs of Malaysia. The song extols soldiers' readiness to fight and die.
Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi 1999) - Based on English edition of the New World Translation of the Holy Scriptures released in 1984, produced by Jehovah's Witnesses. [8] Kitab Suci Injil (2000): a revision of 1912 Malay New Testament by Shellabear, printed side-by-side with its Greek text
Tanah air Pasti jaya Untuk s'lama-lamanya Reff : Indonesia pusaka Indonesia tercinta Nusa bangsa Dan Bahasa Kita bela bersama One Native Land One Nation Our language is one The Motherland Will be Glorious For Forever and ever Reff : The Sacred Indonesia The Beloved Indonesia Native land, nation and language We will support it together
Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia memberikan Putra tunggal-Nya, supaya setiap orang yang beriman kepadanya tidak dibinasakan tapi mendapat kehidupan abadi. Perjanjian Baru dalam Terjemahan Sederhana Indonesia, Edisi Ketiga (New Testament in Plain Indonesian, 3rd Edition) Yayasan Alkitab Bahasakita (Albata) TSI: 2021
Indonesia, tanah airku Tanah tumpah darahku Di sanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku Indonesia, kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru Indonesia bersatu! Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya Refrain: Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanah airku Indonesia Negeri elok amat kucinta Tanah tumpah darahku yang mulia Yang kupuja sepanjang masa Tanah airku aman dan makmur Pulau kelapa yang amat subur Pulau melati, pujaan bangsa Sejak dulu kala. Melambai-lambai nyiur di pantai Berbisik-bisik raja kelana Memuja pulau yang indah permai Tanah airku, Indonesia! My homeland Indonesia
Sabah Tanah Airku (Jawi: سابه تانه ايركو , pronounced [sabah tanah airku]; "Sabah, My Homeland") is the official state anthem of Sabah, Malaysia that was composed by HB Hermann, a Singaporean resident who submitted it to a competition made for selecting the state anthem. It won the competition on 16 May 1963 and was aired for ...
"Di Udara" is dedicated to Munir, a human rights activist who was killed on a plane. The lyrics of "Efek Rumah Kaca" are about global warming, while "Bukan Lawan Jenis" addresses homosexuality. [2] "Jatuh Cinta Itu Biasa Saja" states that blind love is not good. [3] "Cinta Melulu" criticized the tendencies exhibited by Indonesian love songs ...