Search results
Results From The WOW.Com Content Network
Besar mulialah Dan awan yang melayang Keliling puncaknya. Kukasih dikau tanah Yang dengan buahmu Membayar kerajinan Dan pekerjaanku. Kukasih bunyi ombak Yang pukul pantaimu Nyanyian yang selalu Senangkan hatiku. Kukasih hutan-hutan Selimut tanahku Kusuka mengembara Di bawah naungmu. Syukur bagimu, Tuhan, Kau berikan tanahku Beri aku rajin juga ...
Betapa hatiku takkan pilu Telah gugur pahlawanku Betapa hatiku takkan sedih Hamba ditinggal sendiri Siapakah kini plipur lara Nan setia dan perwira Siapakah kini pahlawan hati Pembela bangsa sejati Reff : Telah gugur pahlawanku Tunai sudah janji bakti Gugur satu tumbuh seribu Tanah air jaya sakti Gugur bungaku di taman bakti [4] Di haribaan pertiwi
Anwar first read "Aku" at the Jakarta Cultural Centre in July 1943. [1] It was then printed in Pemandangan under the title "Semangat" ("Spirit"); according to Indonesian literary documentarian HB Jassin, this was to avoid censorship and to better promote the nascent independence movement. [2] "Aku" has gone on to become Anwar's most celebrated ...
Sedang bersusah hati Air matanya berlinang Mas intannya terkenang Hutan gunung sawah lautan Simpanan kekayaan Kini ibu sedang lara Merintih dan berdoa. Second verse: Kulihat ibu pertiwi Kami datang berbakti Lihatlah putra-putrimu Menggembirakan ibu Ibu kami tetap cinta Putramu yang setia Menjaga harta pusaka Untuk nusa dan bangsa
Noah released "Separuh Aku" as a single on 3 August 2012 via airplay on 200 radios in Indonesia. It was the first single from Noah's first album Seperti Seharusnya and their first single since Noah announced their new name. [3] Seperti Seharusnya was released on 16 September 2012, with "Separuh Aku" as its third track. [4]